Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang
mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Seringkali kita mendengar seruan saudara kita untuk berjihad, untuk
membela Islam melalui parlemen, atau membela Islam melalui penegakan
khilafah. Mereka betul-betul semangat dalam hal ini. Namun janganlah
tertipu. Tidaklah semua yang mengaku membela dan memperjuangkan Islam
itu benar dan menempuh jalan yang benar. Barangkali mereka adalah
orang-orang yang fajir dan bermaksiat pada Allah dengan perjuangan
mereka. Barangkali jalan yang mereka tempuh itu keliru.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
“
Sesungguhnya tidak akan masuk surga orang kecuali jiwa yang
muslim. Namun boleh jadi Allah akan memperjuangkan agama ini melalui
orang yang fajir (bermaksiat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas adalah cuplikan dari sebuah hadits dari Abu Hurairah
Radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:
“Kami pernah bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mengatakan pada orang yang mengaku Islam, “
Dia termasuk penduduk neraka.”
Ketika mengikuti peperangan, orang tersebut begitu semangat. Namun ia
terkena luka parah. Kemudian ada yang berkata pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yang engkau katakan bahwa ia termasuk penduduk neraka, ia benar-benar hari itu telah berperang lalu ia mati.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengatakan, “
Ia penghuni neraka.”
Sebagian orang pun terheran-heran dan tetap dalam keadaan seperti itu.
Ternyata, ada yang menceritakan bahwa orang tersebut sebelum mati, ia
memiliki luka yang cukup parah. Ketika di malam hari, ia tidak sabar
menahan lukanya yang parah tersebut. Lalu ia pun membunuh dirinya
sendiri. Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dikabarkan tentang hal ini. Kemudian beliau pun bersabda,
اللَّهُ أَكْبَرُ ، أَشْهَدُ أَنِّى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
“Allahu akbar. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.”
Kemudian beliau pun memerintahkan Bilal dan beliau menyeru pada manusia,
إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
“Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk
surga kecuali jiwa yang muslim. Namun boleh jadi Allah akan
memperjuangkan agama ini melalui orang yang fajir (bermaksiat).”1
Faedah dari hadits di atas:
Pertama: Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Allah akan menolong agama ini, walaupun melalui orang yang fajir (bermaksiat).”
Kedua: An Nawawi membawakan hadits ini dalam Bab “Peringatan
keras terhadap haramnya bunuh diri. Ingatlah bahwa seseorang yang
membunuh dirinya sendiri akan disiksa di neraka dengan cara ia melakukan
bunuh diri. Dan tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim.”
Ketiga: Orang muslim pasti
masuk surga. Namun boleh jadi dia masuk surga langsung. Dan boleh jadi
ia masuk surga dengan terlebih dahulu mampir di neraka.2
Keempat: Bunuh diri termasuk
dosa besar karena diancam neraka. Namun pelakunya tidaklah keluar dari
Islam -selama tidak melakukan pembatal keislaman yang lain- karena ia
masih disebut mukmin sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ
تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا , وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا
وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan
barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka
Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa’: 29-30)
Kelima: Orang yang bunuh diri akan disiksa sebagaimana cara ia melakukan bunuh diri. Hal ini disebutkan dalam hadits lainnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَىْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri
dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat
Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.”3
Contohnya adalah orang yang mati bunuh diri karena mencekik lehernya
sendiri atau mati karena menusuk dirinya dengan benda tajam.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ ، وَالَّذِى يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِى النَّارِ
“
Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan mencekik
lehernya, maka ia akan mencekik lehernya pula di neraka. Barangsiapa
yang bunuh diri dengan cara menusuk dirinya dengan benda tajam, maka di
neraka dia akan menusuk dirinya pula dengan cara itu.”
4
Keenam: Jangan tertipu dengan orang-orang yang
memperjuangkan atau membela Islam, sampai kita ketahui bahwa mereka
benar-benar berpegang teguh pada sunnah (ajaran Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam).
5 Jadi
semata-mata membela Islam dan membuat Islam semakin jaya belum tentu
orang tersebut dikatakan berada di atas kebenaran sampai kita tahu bahwa
ia memegang ajaran Nabi yang mulia
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lihatlah orang yang bunuh diri yang disebutkan dalam hadits di atas.
Dia memperjuangkan Islam dengan berjihad di jalan Allah, namun ia pun
berbuat maksiat dengan bunuh diri.
Ketujuh: Memperjuangkan Islam semata-mata bukan
dengan modal semangat, namun haruslah menempuh jalan yang benar
sebagaimana yang ditempuh para salaf yang sholih.
Kedelapan: Penghafal al Qur’an boleh jadi ada yang
fajir (berbuat maksiat). Begitu pula orang yang berjihad bisa saja orang
fajir. Namun kesholihan mereka bukan berarti membenarkan kemaksiatan
yang mereka lakukan.
6
Demikian sedikit faedah yang bisa kami ambil dari hadits di atas sesuai keterbatasan ilmu kami. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
—
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel
Muslim.Or.Id
Sumber: Dapatkan artikel menarik lainya di
Muslim