Daftar Isi

Kamis, 14 Maret 2013

Marahnya Shahabat Rasulullah ketika ada yang Berangan-angan Hadir di Zaman Rasulullah

Tak diragukan lagibenak kita, akan keindahan hidup bila kita diperkenankan tuk bisa melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mata kepala sendiri, tentulah kan sirna segala kerinduan karena beliaulah penyejuk pandangan kita.

Namun, bagaimakah sikap para Sahabat beliau seandainya kita bisa mengutarakan pada mereka tentang segala angan kita tuk hadir dan menyertai zaman ketika sang Rasul diutus??

---->>> Abdur Rahman bin Nufair meriwayatkan dari ayahnya, bahwa Suatu hari kami Duduk bersama Al Miqdad bin Al Aswad (salah satu Sahabat Nabi) radhiallahu ‘anhu kemudian seorang lelaki melewatinya dan berkata : “Betapa bahagia kedua matamu ini yang telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam! Sungguh kami pun mengharap bisa melihat apa yang engkau lihat, dan menyertai -kejadian- apa yang telah kau saksikan.”

Maka,
marahlah Al Miqdad -setelah mendengar perkataan lelaki itu- dan aku (periwayat kisah ini) pun terheran-heran kenapa beliau marah –pada lelaki itu-, padahal yang dikatakan lelaki itu adalah baik?!

Kemudian, Al Miqdad pun menghadap kepada lelaki itu dan berkata : “Apakah gerangan yang membawa seseorang untuk berharap menghadiri apa yang telah Allah luputkan darinya?! Sedangkan dia tidak tahu apakah yang akan terjadi pada dirinya seandainya dia menyertai kejadian pada masa itu!? Demi Allah, sungguh telah hadir di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa kaum yang justru Allah seret mereka di atas hidung-hidung wajah mereka di dalam Neraka Jahannam karena mereka tidak menerima dakwah beliau dan tidak pula membenarkan beliau. Tidakkah kalian memuji Allah karena Dia telah menciptakan kalian dalam keadaan kalian hanya mengenal Rabb kalian dan dalam keadaan kalian membenarkan Nabi kalian! Sungguh kalian telah dihindarkan dari bencana yang telah menimpa kaum-kaum selain kalian! Sungguh Allah telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masa yang terburuk di masa jahiliyah, yang mana lebih buruk daripada masa-masa lain ketika Nabi-Nabi diutus, ketika itu menurut mereka (kaum jahiliyah) tidaklah ada suatu agama yang lebih baik daripada penyembahan berhala, maka Nabi pun datang dengan membawa ‘pemisah’ antara kebenaran dan kebatilan, beliau memisahkan antara seorang ayah dan anaknya (karena sebagiannya kafir dan lainnya mukmin). Sehingga sungguh ketika itu seseorang melihat ayah dan anaknya serta saudaranya adalah kafir sedangkan saat itu Allah telah membuka kunci hatinya untuk beriman, dia tahu bahwa bila keluarganya itu mati –dalam keadaan kafir- maka akan masuk Neraka, maka tidak mungkin dia ‘kan tenang pandangannya (senang) sedangkan keluarganya tercinta ada di Neraka! Sesungguhnya kejadian tersebut sebagaimana yang telah Allah firmankan : {“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Alfurqan : 74) }.” [Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al Furqan Ayat 72-74.]

-------> Begitulah sikap para Sahabat bila mendengar angan-angan orang yang mengharap pertemuan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tetapi tidak memperhitungkan konsekwensi hidup di masa beliau yang penuh dengan ujian keras dalam  berjuangan di jalan Allah yang hanya mampu dipikul oleh manusia pilihan, orang-orang terkuat dan terikhlas dalam mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, merekalah, para Sahabat Rosul yang telah Allah pilih untuk menyertai perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam membumikan Islam di pelosok bumi Allah ini.

Tentang para Sahabat Rasul, betapa besar jasa meraka pada Islam sehingga walaupun terkadang memiliki kesalahan, Namun, Allah Yang Maha Mengetahui semua itu tetap berfirman :

{“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”} QS. At Taubah :100.

Tentang keikhlasan mereka pun Allah berfirman :

{“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).”} QS. Al Fath :18.

Maka Allah mengajarkan kita untuk mendoakan mereka :

{“ Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".} QS. Al Hasyr :10.

Wallahul Muwaafiq.
---

Mochammad NujuNyuprihelmu

DKI Jakarta. Selasa, 30 Rabi’uts Stani 1434.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila ingin membesarkan teks silakan pencet dan tahan tombol "CTRL" kemudian pencet tombol "+" di keyboard.

Biasakan menyertakan link sumber dalam mengutip, atau kami akan berlakukan DMCA.

Baca juga yang ini:

Baca juga yang ini:

Recent Posts Widget

Komentar Terakhir