Didalam kitab “al Mausu’ah al FIqhiyah” disebutkan bahwa diperbolehkan mencium tangan seorang alim, penguasa yang adil, mencium tangan kedua orang tua, ustadz dan setiap orang yang layak mendapatkan penghormatan sebagaimana dibolehkan mencium kepala, dahi serta diantara kedua bola mata namun (dibolehkannya) hal demikian jika bertujuan perbuatan baik, penghargaan, perasaan sayang saat bertemu dan berpisah dan penghormatan dengan disertai keamanan dari syahwat.
Terdapat sebuah riwayat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memeluk Ja’far saat tiba dari Habasyah dan mencium antara kedua matanya.” Diriwayatkan pula...Baca Selengkapnya
Satu kalimat bermakna yang kita ucapkan adalah kepedulian kita akan masa depan yang lebih baik.
Kategori Post
Cari di Blog Ini
Daftar Isi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila ingin membesarkan teks silakan pencet dan tahan tombol "CTRL" kemudian pencet tombol "+" di keyboard.
Biasakan menyertakan link sumber dalam mengutip, atau kami akan berlakukan DMCA.