Daftar Isi

Jumat, 02 Desember 2011

Adha Evi Dangkua, Guru Pejuang Penerima SuMo Foundation Award 2010

“Perempuan ini belasan tahun mengabdi bagi dunia pendidikan dengan upah seadanya, juga meski harus melawan kegagalannya sendiri. Yang terkadang sulit dicerna, mengapa hal ini terjadi pada orang segigih dia, yang berjuang dengan prestasi dan inspirasi itu ..”

SUARANYA lembut, namun menyimpan semangat saat dia berbicara di depan kelas. di hadapannya, murid-murid menyimak materi pelajaran yang disampaikan dengan serius. Hari itu berlangsung sangat biasa saja bagi Adha Dangkua.

Sebagai guru itu memang tugas rutin, kewajiban malah. Yang tidak biasa adalah kisahnya selama menjalani profesi mulia itu.


Belasan tahun mengabdikan diri, dia harus mengenyampingkan hak yang semestinya diperoleh. Statusnya guru tidak tetap. Kewajibannya mencerdaskan anak bangsa, sebelumnya hanya diganjar 200 ribu rupiah setiap bulan, yang kemudian naik menjadi Rp600 ribu mulai Januari 2010.


Sebenarnya keadaan itu sudah berusaha diubah oleh perempuan berjilbab ini. sejak pertama kali menjadi guru pada 1993 silam, Evie, begitu sapaan akrabnya, sudah mencoba tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sayang, upayanya gagal.


Namun Sarjana Pendidikan PPKN, dari Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan (STIKIP, kini Universitas Negeri Gorontalo) tahun 1993 ini, tak patah arang.


Dari tahun-ke tahun kembali disandarkannya harapan dengan mengikuti tes serupa, hingga terakhir pada 2005 silam. Ketika itu dia berusia 35 tahun, umur maksimal yang disyaratkan. Hasilnya? “Alhamdulilah, masih gagal juga. Namun segala sesuatunya coba saya syukuri, mungkin hasil tes saya banyak salahnya,” Ujarnya sambil tersenyum, tidak mudah mengucapkan kalimat arif seperti itu.


Dengan sabar dan tabah selama mengikuti tes CPNS berkali-kali itu, tak pernah sekalipun Evie berpikir mencari jalan pintas, entah menggunakan uang pelicin seperti yang sudah menjadi rahasia umum itu, atau memanfaatkan koneksi. “Saya tidak mau melalui jalan seperti itu, karena saya tahu persis hukumnya,” Ujar perempuan kelahiran Gorontalo, 12 April 1965 itu.


Anak kelima dari tujuh bersaudara bukan guru biasa, dia tipe pejuang, banyak prestasi yang ditorehnya, bahkan sejak awal karirnya sebagai guru.


Putri Almarhum Yusuf Dangkua dan Sia Pomalingo ini, menjadi tutor kelompok belajar paket B di Kwandang pada 1993 silam, itulah yang lantas mengantarkannya sebagai tutor teladan tingkat Sulawesi utara pada 1997, bahkan hingga ke tingkat Nasional pada tahun 2000.


Segudang pengalamannya selama menjadi guru tutor itulah, yang kemudian membuat Evie dan sejumlah rekannya merintis sebuah sekolah. “Ketika dulu bertugas di daerah pedalaman, Saya selalu prihatin, melihat mereka yang sebenarnya ingin mengecap bangku pendidikan, namun tidak punya biaya karena kemiskinan,” Ujarnya.


Maka pada tahun 1996 silam, berdirilah SMP Muhammadiyah di Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara,yang diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu. Muridnya ketika itu berjumlah 17 orang, dengan lima guru.


Sekolah ini, menyelenggarakan pendidikan cuma-cuma, biaya operasional didapatkan dari bantuan para pendonor atau simpatisan. Murid-muridnya tinggal di panti asuhan yang didirikan tidak jauh dari sekolah tersebut.


Kapasistas panti asuhan yang kecil, hanya mampu menampung murid lelaki saja. Tapi Evie tak hilang akal, rumah sederhananya yang hanya 50 meter dari sekolah itu, lalu disulap menjadi panti khusus murid perempuan, kini ada 10 anak didiknya tinggal di sana. gratis tentunya. “Kini kami sudah memiliki 94 siswa, dengan 12 guru,” Ujar Evie, yang juga memimpin organisasi perempuan Islam “Aisyiah sejak 10 tahun silam itu .


Kini 17 tahun Evie berjuang dan mengabdi, dia masih saja berdiri di depan kelas, menjalani tugas sehari-sehari seperti biasa. Dan Evie semakin yakin, kesabaran dan perjuangannya sebagai guru, akan membuahkan hasil yang jauh lebih bermakna, bahkan melebihi status pegawai negeri sipil , yang dulu pernah diharapkannya.****


 Oleh: Syam sdp Terrajana, Arlan Pakaya, Andry Arnold

Sumber: Dapatkan artikel menarik lainya di Sekolah Dasar Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila ingin membesarkan teks silakan pencet dan tahan tombol "CTRL" kemudian pencet tombol "+" di keyboard.

Biasakan menyertakan link sumber dalam mengutip, atau kami akan berlakukan DMCA.

Baca juga yang ini:

Baca juga yang ini:

Recent Posts Widget

Komentar Terakhir