Daftar Isi

Rabu, 07 Desember 2011

Hati-hati Dengan Penilaian Anda Terhadap Anak Anda

 

 
Para orang tua dan guru yang berbahagia, Kontroversi pemahaman tentang anak sering kali membuat kita yang awam ini merasa bingung; padangan manakah yang benar....? Padahal selama 20 tahun terakhir telah terjadi perubahan padangan yang sangat besar antara para praktisi dan pemerhati pendidikan dalam memandang anak-anak yang bermasalah. Mari kita ketahui apa saja perbedaanya; dan manakah yang mitos dan mana yang lebih dekat pada fakta;
 
Pandangan Sebelum 80-an yang selanjutnya akan saya sebut sebagai (Mitos) Pandangan setelah 80an yang selanjutnya akan saya sebut sebagai (Fakta)
 
MITOS :
  • Setiap anak dilahirkan berbeda, sebagian besar dalam kondisi normal dan sebagian lagi mengalami kelainan, yang sering dikelompokkan kedalam Learning Disability (hambatan belajar), Attention Defisit Disorder (gangguan konsentrasi), Attention Defisit Hiperactive Disorder (gangguan hiperaktif), Disleksia (ketidak mampuan membaca dan menulis)
FAKTA :
  • Setiap anak dilahirkan berbeda, oleh karenanya memerlukan perlakuan dan cara pembelajaran yang berbeda sesuai dengan ciri-ciri keunikan yang dimilikinya masing-masing. Tidak ada yang disebut kelainan pada anak, yang ada adalah perbedaan cara belajar dan sifat-sifat dasar anak, yang merupakah fitrah alami dari Tuhannya.


MITOS :
  • Setiap Anak Terlahir ada yang Sangat Cerdas, Cerdas dan Kurang Cerdas
FAKTA :
  • Setiap anak yang terlahir adalah Cerdas pada bidangnya masing-masing, kecuali anak yang mengalami cacat otak sejak lahir atau karena kecelakaan yang fatal. Namun ada sebagian anak yang dinyatakan cacad sekalipun secara medis masih dapat kembali normal yang memupuk kecerdasaanya hingga menjadi yang terbaik (Ref: He Ah Lee; The Four Fingger Pianist)
 
MITOS :
  • Orang beranggapan Kecerdasan adalah, kemampuan dalam Membaca, Menulis dan Berhitung
 FAKTA :
  • Kecerdasan bersifat tidak terbatas, Membaca, Menulis (Kecerdasan Linguistik), Berhitung (Kecerdasan Logika), 6 kecerdasan lainnya adalah : Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Visual, Kecerdasan Kinestetik (Jasmani) dan Kecerdasan Naturalis 
 
MITOS :
  • Kecerdasan dapat di ukur melalui tes kecerdasan yang sering disebut dengan Tes IQ.
FAKTA :
  • Kecerdasan tidak dapat diukur, melainkan dapat di gali, diamati dan dikembangkan untuk mencapai tingkat maksimum.
 
MITOS :
  • Kegagalan anak dalam proses belajar disebabkan karena faktor internal anak tersebut dengan TUDUHAN kemungkinan menderita kelainan seperti LD (Learning Disability), ADD (Attention Defisit Disorder), ADHAD (Attention Defisit Hiperactive Disorder) dan Disleksia.
FAKTA :
  • Kegagalan anak dalam proses belajar disebabkan karena faktor ekternal yang berupa ketidakmampuan para pendidik dan orang tua memahami gaya belajar, sifat dasar anak serta teknik-teknik mendidik/mengajar yang sesuai dengan gaya belajar dan sifat dasarnya.
 
MITOS :
  • Agar tidak mengalami kegagalan dalam proses belajar maka anak yang dikategorikan sebagai penderita LD, ADD dan ADHD perlu mendapat terapi khusus, yang kerap kali menggunakan obat-obatan yang cukup berbahaya seperti Ritalin (methylphenidate), Dexedrin (dextroamphetamine), Cylert (pemolin), klonidin dan anti depresant lainnya.
FAKTA :
  • Agar tidak mengalami kegagalan dalam proses belajar maka orang tua, guru dan pendidik harus belajar dan menguasai teknik mengajar holistik, Tipologi Sifat dasar anak, Gaya Belajar Anak serta Sistem Penilaian yang berbasiskan pada keberagaman kecerdasan masing-masing anak.
 
MITOS :
  • Penilaian lebih difokuskan pada sisi kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing anak yang disebut sebagai “kelainan” pada anak untuk bisa diatasi. 
FAKTA :
  • Penilaian harusnya lebih difokuskan pada sisi keunggulan spesifik yang dimiliki anak yang disebut sebagai potensi kecerdasan yang terpendam agar bisa tumbuh menjadi yang terbaik dibidangnya.

MITOS :
  • Belajar didefinisikan sebagai kemapuan untuk mengingat kembali informasi yang pernah disampaikan atau berpusat pada kemampuan untuk menghafal secara sama dan seragam. 
FAKTA :
  • Belajar didefinisikan sebagai proses kreatif yang meliputi Mengetahui, Melakukan, Menganalisa, Menyimpulkan dengan cara dan hasil berbeda sesuai dengan hasil temuan dan pengalaman masing-masing anak..
 
Para orang tua dan guru yang berbahagia mari kita gunakan Logika dan Nurani kita yang paling dalam untuk menilai pandangan manakah yang menurut anda lebih masuk akal dan lebih memberi peluang sukses bagi anak-anak kita kelak.....! Tentu saja kali inipun anda bebas memilih apakah anda akan memilih pandangan-pandangan yang bersifat mitos atau yang berdasarakan fakta penelitian, dan tentu saja pilihan itu sepenuhnya berada ditangan Anda..
 
Ayah Edy - Praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila ingin membesarkan teks silakan pencet dan tahan tombol "CTRL" kemudian pencet tombol "+" di keyboard.

Biasakan menyertakan link sumber dalam mengutip, atau kami akan berlakukan DMCA.

Baca juga yang ini:

Baca juga yang ini:

Recent Posts Widget

Komentar Terakhir