Daftar Isi

Jumat, 02 Desember 2011

Didikan Baik Menghasilkan Yang Terbaik

Di suatu daerah, tinggallah sebuah keluarga nan harmonis dan rukun. Sepasang suami istri, dua anak, dan seorang ayah dari suami yang juga  kakek dari dua anak tersebut. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana. Kedua anak tersebut di didik dengan teladan yang baik dari kedua orang tuanya, tak ada bentakan, tak ada cacian, tak ada kecaman, tak ada saling menyalahkan. Yang ada suara lembut, pujian, saling menolong dan kasih sayang. Sementara sang kakek, menikmati masa tua dengan bahagia bersama cucu-cucunya.

Dan di suatu hari, dua anak tersebut berlari menentang tas ransel mereka, pulang dari sekolah dengan wajah gembira. Di tangan mereka ada buku raport yang dipegang erat-erat seakan tidak ada yang boleh mengambilnya. Setelah sampai dirumah, mereka berlari menemui ibu mereka untuk menunjukkan isi raport mereka.

“Ibu…! aku juara 1!” anak pertama melapor.

“Aku juga juara 1, Bu!” anak kedua juga melapor.

Si ibu, dengan segenap kebahagiaan yang ada dalam hatinya, mengembangkan tangannya memanggil dua anaknya kepelukannya. Dan dengan berlari, sang anak memeluk ibunya yang langsung menciumi kedua anak tersebut.

Walhasil, berita suka cita tersebut terdegar oleh sang bapak di malam hari ketika baru pulang dari kantornya. Dengan perasaan senang, sang bapak menjanjikan liburan keluar kota untuk merayakan keberhasilan dua anak tercintanya. Semua anggota keluarga setuju, tidak terkecuali kakek dua anak tersebut yang semakin memasuki usia renta.

Tanggal untuk berlibur telah ditetapkan. Tujuan pun telah ditentukan. Namun, apa asa, sang kakek yang telah tua renta tiba-tiba mendadak sakit. Penyakitnya kambuh dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Si Bapak bingung. Di satu sisi, ia berposisi sebagai anak yang harus membahagiakan Ayahnya dengan menjaganya ketika sakit. Dan di sisi lain, ia bertindak sebagai bapak yang harus membahagiakan anak-anaknya dengan liburan. Namun, hidup adalah pilihan. Dan dia harus memilih akibat biaya yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan keduanya.

Akhirnya di suatu malam. Dengan perasaan yang sedih. Ia mengajak kedua anaknya untuk membicarakan masalah penundaan liburan. Ada perasaan tidak enak dihatinya ketika, di awal janji liburan dahulu, ia mengetahui bahwa anak-anaknya sangat berbahagia ketika ia mengajak mereka berlibur. Tapi apa daya, perawatan Ayahnya harus didahulukan. Dan tentunya akan berakibat pada liburan yang harus ditunda bahkan dibatalkan.

“Nak! Kakek sedang sakit dan membutuhkan biaya yang besar untuk perawatannya. Sementara, bapak tidak punya uang lebih. Liburan yang telah kita rencanakan itu dibatalkan dulu ya? Nanti ketika bapak sudah punya uang, kita akan liburan. kalian setuju kan?” Ujar sang bapak dengan perasaan sedih di hatinya karena ia tahu perasaan anak-anaknya.

Tidak ada jawaban dari kedua bibir anaknya beberapa saat. Si Bapak pun tidak berani memaksakan kehendaknya hingga akhirnya kedua anak tersebut berlari kekamar mereka masing-masing. Bertambahlah kesedihan yang ada dalam diri sang Bapak terhadap apa yang dirasakan oleh dua buah hatinya yang tersayang.

Belum hilang rasa sedih yang ada dalam benak sanubari sang bapak ketika kedua buah hatinya keluar dari kamarnya. Namun yang terlihat adalah, di kedua tangan kedua anaknya tersebut, celengan tabungan berbentuk ayam. Kedua anak tersebut mendekati sang bapak seraya berkata.

“Pake aja uang aku untuk kesembuhan kakek, Pak!”

“Uang aku juga Pak!” timpal anak keduanya
 
Melihat apa yang dilakukan anak-anaknya berlinanglah air mata haru, bangga dan  bahagia sang Bapak, bagaimana tidak, seorang anak yang disangka akan menolak mentah-mentah pembatalan liburan, melakukan sesuatu yang sangat mulia dengan mengeluarkan tabungannya. Liburan, yang pada hakikatnya adalah hak mereka, akhirnya dibatalkan karena kakek nya yang sakit..
 
                           **********************************************************
 
Membaca kisah di atas mungkin terasa sangat ideal untuk sebuah keluarga di zaman sekarang, tapi percayalah bahwa didikan baik, contoh yang baik dan perilaku yang baik jika ditanamkan pada keluarga kita, akan menghasilkan yang terbaik.



Oleh: Radinal Mukhtar
Pict : http://www.rpls.ws/lgiat/2008/1108.html 

Sumber: Dapatkan artikel menarik lainya di Sekolah Dasar Online

1 komentar:

Bila ingin membesarkan teks silakan pencet dan tahan tombol "CTRL" kemudian pencet tombol "+" di keyboard.

Biasakan menyertakan link sumber dalam mengutip, atau kami akan berlakukan DMCA.

Baca juga yang ini:

Baca juga yang ini:

Recent Posts Widget

Komentar Terakhir